Dengan adanya jembatan Suramadu, semakin lama semakin banyak wisatawan yang menikmati lokasi wisata yang indah di Pulau Madura. Pesona wisata di Pulau Garam ini menawarkan keindahan yang khas dan layak untuk dinikmati. Demikian pula bagi pecinta kuliner, makanan khas sangat berlimpah mulai rujak, nasi petis, bebek Sinjay, nasi serpang, dan masih banyak lagi sajian yang menantang jiwa kuliner Anda. Batik Madura pun tidak kalah memikat bagi Anda pengagum budaya batik. Kultur budaya yang merupakan perpaduan beberapa negeri pun tak kalah menariknya untuk dipelajari.
Kali ini kita akan mengajak Anda berwisata menuju ujung barat Pulau Madura yaitu Tanjung Piring/Ujung Piring, di Desa Sambilangan-Bangkalan. Kita akan menikmati keindahan salah satu mercusuar yang dibangun kembali tahun 1879 di bawah pemerintahan Raja Willem III. Lokasi Mercusuar ini di sebuah pantai yang cukup sunyi, dan bahkan penulis merasa tidak yakin ketika menelusuri rute hanya dengan berbekal GPS dengan point sebuah rumah makan sederhana di dekat lokasi mercusuar.
Perjalanan dimulai pagi hari dengan point rencana kunjungan Bebek Sinjay,Depot Amboina, Warung Matus, dan Mercusuar Sambilangan.
Berangkat beriringan dengan sepeda motor menyusuri Jembatan Suramadu di pagi hari memang mengasyikan. Cukup membayar Rp 3.000,- untuk sepeda motor dan Rp 30.000,- untuk mobil kita bisa merasakan berkendara di atas Selat Madura selama 15 menit dari Surabaya ke Madura. Selain bisa diakses melalui Jembatan Suramadu, Bangkalan juga bisa diakses dari Tanjung Perak dan berlabuh di Kamal, Madura.
Selepas Jembatan Suramadu disisi kanan dan kiri kita bisa membeli souvenir di lapak-lapak yang berjejer, tapi jika Anda ada rencana kembali ke Surabaya, mungkin sebaiknya dilakukan saat kembali ke Surabaya. Jalan yang lebar dan mulus mempercepat perjalanan kita menuju ke kota Bangkalan. Sebelum masuk kota Bangkalan kita mampir di warung makan Bebek Sinjay yang sangat terkenal dengan cita rasa bebek goreng dan sambalnya yang mantap.
[album id=2 template=extend]
Bebek Sinjay
Berlokasi di desa Tunjung Burneh. Yang unik disini adalah warung makannya sederhana, dan jika Anda membelinya selepas jam 9 pagi maka siap-siap dengan antriannya yang mengular. Mengenai harga dijamin tidak ‘merusak’ dompet, cukup dengan 12-17 ribuan rupiah saja Anda sudah bisa menikmati sajian bebek goreng empuk dengan taburan bumbu pedas atau sambal pencitnya. Dan mungkin cita rasanya akan membuat Anda ketagihan. Saran saya, jika Anda datang berbanyak, hitung dulu yang biasanya makan lebih dari satu porsi dan waktu pesan langsung aja pesan sekaligus dengan tambahan-tambahan tadi, supaya tidak menunggu lagi kalau ingin tambah porsi.Anda bisa route koordinat: S7 02.292 E112 46.101 untuk menikmati lezatnya Bebek Sinjay.
Nasi Serpang
Nasi Serpang (S7 02.400 E112 46.301) masih berlokasi di dekat Bebek Sinjay tepatnya sebelum Bebek Sinjay. Nasi Serpang ini ibarat makanan, levelnya adalah komplit. Nasi hangat disajikan di atas daun pisang dan bertabur sejumput ikan tongkol, telur asin, dendeng, rempeyek, serundeng garing, jangkang (anak kepiting), dan plus sambal tentunya. Rasanya cukup enak. Layak untuk Anda coba hanya dengan merogoh 10 ribau rupiah per porsi.
Warung Amboina
Sebuah warung mungil di dekat alun-alun Bangkalan tepatnya persis di sebelah Masjid Jamik (Masjid Agung). Warung ini terkenal dengan nasi petis dan rawonnya. Dan karena mungil dan pengunjung yang cukup ramai, maka Anda mesti sedikit bersabar untuk antri. Nasi Petis ini awalnya saya membayangkan nasi dengan petis hitam seperti rujak cingur, ternyata anggapan saya salah. Nasi Petis ini justru bening dan nikmat sekali, agak sulit saya menjelaskan kenikmatan yang ditawarkan Nasi Petis ini.
Dari Warung Amboina perjalanan kembali dilanjutkan dengan perut yang terisi super penuh, karena nanti kita akan naik ke puncak mercusuar sambilangan di Ujung Piring. Cukup mudah mencarinya karena rambu-rambunya cukup jelas. Dan memasuki desa Sambilangan memang sempat agak meragukan apakah saya berada di jalur yang benar? Tapi dengan berbekal koordinat Warung Matus (koordinat S7 02.719 E112 40.882) saya tetap mengikuti petunjuk GPS dan akhirnya saya melihat ujung mercusuar yang menandakan saya berada di jalur yang benar. Disini kita membayar uang masuk kepada penjaga mercusuar 6000 rupiah per orang dan kita bisa menikmati peninggalan yang sangat luar biasa ini. Suasana pantai cukup sejuk, dan kita bisa menikmati semilir angin pantai yang membuat kita sejenak melupakan rutinitas. Biasanya pengunjung cukup ramai pada hari Minggu atau libur, dan untuk naik ke atas Anda mesti saling bersabar, karena tangga di tiap lantai cukup curam dan hanya bisa dilewati satu orang setiap waktu, jadi mesti bergiliran. Butuh tenaga ekstra dan keberanian untuk mencapai puncaknya. Buat Anda yang takut ketinggian, mungkin sebaiknya menghindari untuk keluar dari atap puncak, namun berbahagialah bagi Anda yang berhasil melihat keindahan dari ketinggian mercusuar ini. Saya tidak akan menceritakan bagaimana perasaan saya, silahkan jelajahi rute ini dan nikmati berbagai keindahannya.
Saat kembali ke Surabaya, Anda bisa mencoba untuk membeli souvenir batik tulis Madura yang juga sangat indah. Di sepanjang jalan Anda cukup mudah menemui industri batik tulis ini. Tidak ada salahnya mampir untuk membelinya.
Selamat menjelajah, dan sampai jumpa pada episode pesona lainnya.(yandi)