Minggu siang mendadak saya ingin makan siang dengan lauk bandeng bakar tanpa duri. Bergegas saya memacu tigi ke sebuah desa yang masih dekat dengan rumah sekitar 5-6 KM saja tepatnya desa Gisik Cemandi Sedati sebuah lokasi yang merupakan perbatasan antara Surabaya dan Sidoarjo di sisi timur.
Anda bisa menuju ke desa ini melalui Gunung Anyar, masuk ke perumahan Wisma Gunung Anyar (Wiguna) hingga pintu keluar selatan. Oh iya, menjelang Central Park Gunung Anyar ada warung cozzy yang jadi langganan saya sejak Cik Lina pemiliknya masih berjualan di depan toko bangunan dekat toko buku Manyar. Menu andalannya adalah masakan Kepiting, Tumis Kangkung Belacan, dan Gurami Cabe Garam. Harganya pun tergolong tidak merogoh kocek terlalu dalam untuk ukuran sebuah ‘warung’. Silahkan dicoba.
Ok, kembali ke topik perut yang sudah meronta karena si istri disibukkan jadwal memberi les murid-muridnya yang menjelang UTS. Saya terus riding hingga Segoro Tambak dengan hamparan ladang garam yang eksotis dengan baling-baling yang berbilah bambu berfungsi untuk mengangkat air dengan sistem pompa tradisional. Saya cukup sering memanfaatkan lokasi ini untuk memotret human interest. Para petambak garam yang bekerja, suasana sunrise dan sunset di satu lokasi, pesawat yang mengangkasa, serta masyarakat yang bersepeda onthel sungguh suatu moment yang luar biasa.
Kita tidak perlu susah mencari lokasi makan yang saya tuju yaitu Ikan Bakar Pak Budi, jika Anda tidak memanfaatkan GPS, Anda bisa bertanya kepada penduduk setempat lokasi TPI (Tempat Pelelangan Ikan) desa Gisik Cemandi, pasti semua tahu karena mayoritas penduduknya adalah petambak dan nelayan. (Google Maps: -7.388737,112.807836)
Hmm..satu lagi, kalau Anda hobby memotret pastikan..sekali lagi pastikan membawa kamera terbaik Anda.The best moment ada di setiap waktu, prepare yourself or you will miss it.
Di warung Pak Budi ini Anda bisa mendapatkan bandeng bakar seharga 25 ribuan per ekor cukup untuk dimakan dua orang, dan sudah pasti ikannya segar dan ini nih asiknya, bandengnya tinggal hap karena sudah cabut duri, gak pake repot kan?
Selain berburu Ikan Bakar, Anda bisa juga berbelanja ikan dan hasil laut tangkapan para nelayan. Pilih ikannya dan bisa minta mereka untuk membersihkan sisik dan bagian dalamnya plus dipotong sesuai selera Anda, bahkan bisa difillet juga. Dan kalau sedikit bermanis kata dengan mereka, Anda bisa mendapatkan resep pengolahan yang mungkin bisa jadi unik. Disini Anda bisa membeli beragam ikan, mulai snapper, cumi-cumi, tuna, kembung, mimi, kepiting rajungan, kepiting telur, kepiting laki, kerang, bandeng, dan bahkan lobster segar. Harganya apakah mahal atau tidak, rasanya kita main logika saja ya, karena hampir kebanyakan resto seafood dipasok dari sini jadi masalah harga mestinya lebih murah ya.
Setelah puas makan siang, saya iseng-iseng saja menuju ke arah Juanda karena sekilas mendengar Bapak tukang ikan mengatakan ada lokasi bagus di timur masjid oranye. Dan mendekati masjid oranye (demikian saya menyebutnya) saya arahkan motor ke kiri karena saya penasaran dengan lalu lalang mobil-mobil pribadi di seputaran sini. Dan taadddaaa… ternyata disini pusat keramaian!
Di sisi kanan adalah deretan kolam pancing besar, di kiri jalan adalah warung-warung ikan bakar. Hmm…aroma ikan bakar yang benar-benar menggoda, dan suasana memancing yang dipadati pengunjung benar-benar sebuah suasana yang mengasikkan. Disini Anda bisa memancing, kemudian hasil tangkapan Anda dibersihkan dan dicabut durinya, atau langsung dibakar dengan biaya jasa tentunya. Jasa sewa joran pancing pun tersedia, jadi tampaknya tidak perlu khawatir berlebihan, Anda bisa menikmati hari Anda disini dengan nyaman. Suasana desa dengan udara yang semilir..hmm…nikmatnya dunia!
Okelah, ini jalan masih panjang dan mulus, di bagian ujung adalah Kolam Pancing Laguna dengan ikon khas yang dari jauh sudah tampak jelas berkanopi bentuk ikan bandeng yang juga tak kalah ramai dengan kolam-kolam lainnya. Hmm..lokasi untuk mendapatkan moment fotografi baik lalu lalang kapal di pagi atau sore hari tentu tak akan saya lewatkan. Suatu waktu saya akan kembali dengan persiapan kamera yang lebih baik. Gambar-gambar yang ada disini saya ambil dengan pocket kamera dan hape saya, tapi lumayanlah mendapatkan gambar yang cukup menarik.(Google Maps: -7.406346,112.818772)
Peta Ikan Bakar Pak Budi:
Peta Laguna Fishing:
Silahkan lihat foto-foto yang saya ambil, dan sabtu mendatang saya akan kesana lagi untuk hunting foto.
Gambar-gambar yang berhasil saya ambil:
[nggallery id=37]
wah ada pantai dan kapal2 berlabuh..yuk ksana guys 😀
Betul, suasana kerja nelayan ini bisa tambah ciamik kalau diambil saat fajar menyingsing, atau saat sunset. Kalau malam mungkin bisa jadi lebih indah, hanya saja penulis belum pernah kesana saat malam hehehe
yup..
betul sekali..
kalau malam sudah pada sepi guys..
masalah tepatnya masih termasuk desa..
Jika dikelola dengan lebih baik, bersih, dan terkoordinasi, mungkin bisa menjadi “Jimbaran”-nya Sidoarjo Pak Putra hehehe
Apalagi di Surabaya dan Sidoarjo yang lekat dengan daerah pinggir pantai sama sekali belum ada sentra ikan bakar yang bisa menjadi rujukan.