Lokasi yang sangat menarik untuk dikunjungi, 3 Ranu (Telaga) dalam satu kawasan dengan scenery view yang tidak akan Anda lupakan. Kehidupan penduduk setempat khas pedesaanjuga tidak kalah menariknya untuk dijadikan sasaran lensa kamera Anda terutama penggemar Human Interest (HI).
Benar-benar tidak menyangka ketika akan kembali ke Surabaya, kami ditawari satu perjalanan yang awalnya kami pikir akan naik gunung berbatu kapur lagi seperti sebelumnya karena dikatakan akan menuju Ranu Klakah. Tapi informasi yang meyakinkan adalah ketika dikatakan jarak tempuhnya tidak lama sekitar 40 menit dari kota Lumajang.
Well, tidak ada salahnya mencoba karena juga melewati rute yang sama untuk menuju ke Surabaya.
Setelah membereskan administrasi hotel tempat kami menginap, kami melanjutkan perjalanan di hari kedua menuju Ranu Klakah. Perjalanan ternyata memang tidak terlalu jauh, mengikuti jalur utama Lumajang-Surabaya, akhirnya kami menemukan papan penunjuk arah sebelum pelintasan kereta api. Dan setelah belok kanan kita terus mengikuti jalan dengan bantuan paan penunjuk arah yang cukup jelas untuk menuju Ranu tersebut.
Ada yang menarik, ternyata di papan penunjuk arah tercantum 2 ranu yaitu Ranu Klakah dan Ranu Pakis. Ranu Klakah terletak paling bawah, hanya sekitar 10 menit dari pelintasan rel di bawah. Tapi kami memutuskan untuk naik ke Ranu Pakis dengan melewati rute jalan yang sedikit kurang bersahabat, dan lagi-lagi sedikit salah jalan. Tapi akhirnya kami kembali melewati jalan setapak yang muat satu mobil saja yang menyuguhkan suasana serta pemandangan khas dusun. Sesekali kita melihat aktivitas petani lombok, penduduk yang ngangon (menggembalakan) sapi, pencari kayu bakar, dan anak-anak yang bermain di bawah rerimbunan pohon bambu. Suasana yang jauh dari hiruk pikuk perkotaan. Akhirnya kita sampai di Ranu Pakis yang memiliki luas 112HA, luas bukan?
Ranu ini di bagian sisinya dipenuhi oleh keramba-keramba yang berisi ikan yang diternakkan oleh penduduk setempat. Dan kita bisa membeli ikan segar disini. Pemandangannya cukup menarik dilatari oleh Gunung Lamong, sayang sekali lahan parkir agak sulit. Dan ternyata dari penuturan Bapak pemilik warung, Ranu disana tidak hanya 2 .. tapi 3, Ranu Klakah, Ranu Pakis, dan Ranu Bedali. Ranu Bedali ada di balik bukit setelah Ranu Pakis, sedangkan Ranu Klakah paling di bawah sendiri.Tapi setelah menyusuri jalan menuju Ranu Pakis, saya memutuskan untuk menunda ke Ranu Bedali untuk alasan keamanan juga. Menurut informasi Ranu Bedali juga tidak kalah eloknya dengan 2 Ranu lainnya.
Puas menikmati Ranu Pakis, kami turun menuju Ranu Klakah. Tampaknya Ranu Klakah memang lebih didesain untuk konsumsi wisatawan. Disana tersedia wisata air seperti speedboat, jetski, dan juga sepeda air. Saya sempat mengelilingi setengah ranu dengan sepeda air. Dan efeknya adalah pegal semalam suntuk. Tapi tak apalah, karena pemandangannya juga tidak mengecewakan.
Kembali ke Surabaya, setelah berpamitan dengan saudara yang telah menemani perjalanan kami selama dua hari, kami melanjutkan perjalanan ke Surabaya, dan mampir sebentar berbelanja mangga, petai di pedagang buah yang bertebaran di sepanjang jalan. Tidak terlalu mahal untuk oleh-oleh buat keluarga di rumah.
Info rogoh kocek per orang:
Ranu Klakah : Rp 3000
Parkir Mobil : Rp 4000
Rekomendasi untuk fotografi human interest, jelajah dengan motor.
[nggallery id=43]