Sayur asin atau sawi asin, tentu sudah tidak asing bukan. Sangat lezat jika dibuat sop iga sawi asin, atau sop tahu sawi asin dan dimakan hanya dengan kecap-lombok. Sungguh lezat.
Tapi kali ini saya akan mengajak Anda untuk mengenal salah satu kuliner khas Surabaya yang mungkin banyak dari kita belum pernah mencicipinya. Saya sendiri sudah cukup lama tinggal di kota Surabaya, baru kali ini mencicipi rujak sayur asin ini. Di depan pasar kembang kayoon juga ada rujak sayur asin super pedas, namun tidak serupa dengan yang saya cicipi hari ini.
Tak banyak dan mungkin tak mudah mencari pedagang rujak ini, dan saya menemukannya secara tidak sengaja di bilangan Jalan Raya Diponegoro ke arah selatan (dari arah pasar kembang menuju ke kebun binatang) di sisi kiri jalan. Saya mencoba rujak di lapak 5+2 milik Andreas. Nama lapak 5+2 sendiri diinspirasi dari alkitab (5 ikan 2 roti) dengan harapan rujak yang disajikan pun memberikan nikmat bagi yang mencicipinya.
Citarasa campuran antara kuliner tionghoa yaitu sawi asin dan kuliner lokal Surabaya yang tampak dari bumbu dan topping pada sajian rujak khas ini. Racikan bumbu petis bercampur dengan irisan cabe dan bawang putih goreng yang menguatkan aroma kemudian ditambah irisan tahu, irisan sayur asin tentu saja, dan taburan krupuk serta acar mentimun menjadi sajian rujak ini unik. Kuah acar menjadi pengencer petis yang pekat dan dengan beberapa kali mengaduk akhirnya rujak sayur asin ini menjadi kudapan yang penuh selera dan segar untuk dinikmati.
Andreas yang ramah menceritakan sajian ini benar-benar khas, dan memang kalau saya perhatikan memang tidak tersebar di Surabaya, disini pun saya hanya melihat tiga pedagang serupa selain Andreas. Andreas sendiri telah berdagang sejaklama dengan posisi setelah gereja atau klinik estetika sehingga mudah dikenal oleh calon pembelinya.
Kalau Anda pencinta rujak sejati, jangan sampai Anda melewatkan sajian khas ini jika mampir ke kota Surabaya.
View LargerMap